DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF ESPORT
(Aheda
Danendra D.L)
20201244006
Esport
atau Olahraga eletronik merupakan permainan yang bersifat kompetitif. Esport
sendiri telah dikenal banyak orang, khususnya khalayak muda. Dengan adanya
eSport, para muda dan mudi berlomba-lomba mengeluti pekerjaan baru ini, seperti
pro player dota 2 berkebangsaan
Ukraina bernama Danil “Dendi” Ishutin yang telah malang melintang di dunia
eSport semenjak umur 8 tahun. Tentu diumur yang masih belia tidak dianjurkan
untuk menjadi seorang pro player,
anak umur 8 tahun tentunya harus berfokus pada pendidikan dan lingkungannya dan
justru tidak menutup diri menatap layar dan bermain game. Namun terjadi pro dan
kontra pada kisah Dendi ini, kontranya berupa anak umur belia yang sudah
menjadi pro player dan tidak berfokus
kepada pendidikannya, namun dilain sisi terdapat situasi keluarganya yang
kurang mencukupi lalu seorang Dendi merubah ekonomi keluarganya menjadi
berkecukupan. Pada tulisan ini penulis ingin membahasa dampat positif dan
negatif eSport yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Dimulai dari dampak negatif
dari game itu sendiri banyak sekali, masalah yang serius dan sering dihadapi
oleh orang tua adalah anaknya yang kecanduan game, terutama pada usia 6-19
tahun. Serta peran game inilah yang menjadikan anak-anak bermalas-malasan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari, dari bermalas-malasan inilah muncul dampak
negatif lainnya berupa penurunan prestasi belajar, tidak adanya hubungan sosial
antara orang lain, menutup diri, serta tidak peduli dengan lingkungan. Tidak
hanya efek mental dan psikis saja, kecanduan game dapat mengakibatkan
pemborosan uang, terutama jika di dalam game tersebut player diharuskan membeli item/skin agar naik ke level yang
selanjutnya. Sikap konsumtif terhadap level inilah yang membuat para pecandu
game akan menaikan levelnya hingga level paling atas. Oleh karena itu eSport
sendiri masih dalam ranah abu-abu untuk dijadikan cabang olahraga yang resmi.
Seperti
layaknya yin and yang eSport juga
memiliki dampak yang cukup positif, terutama dalam perekonomian. Berkat eSport
banyak lapangan pekerjaan yang baru dan membantu perekonomian. Contohnya
menjadi pro player dota pada kasta
tertinggi (tier 1 team) memiliki
minimal gaji 10 juta, tidak hanya gaji pokok saja, para pro player ini juga mendapatkan brand-brand masuk yang mensponsori mereka
dalam bertanding. Tidak hanya brand-brand saja mereka juga dapat iklan yang
nantinya menaikan harga pasar mereka (selayaknya sepak bola). Selain menjadi pro player di eSport juga terdapat
seperti caster (komentator), analis, MC, content
creator, dan Coach. Dari
eSportlah mereka mengais pundi-pundi rejeki yang jika terpaku dari gaji caster
per game bernama OD Pixel (komentator Dota 2) ia meraup 500 dollar amerika per
game yang ia komentatori. Maka dari itu industry eSport merupakan indurstri
yang fresh dan menjajikan jika bersungguh-sungguh. Tidak hanya dari sisi
ekonomi atau material, eSport juga berdampak positif bagi mental, terutama
sebagai alat untuk menghilangkan stress, meningkatkan kemampuan otak dan
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena di dalam eSport kita bertemu oleh
orang-orang luar negeri yang secara mau tidak mau kita harus bisa berbahasa
Internasional yaitu bahasa Inggris.
Terlepas
dari dampak baik dan buruk eSport, di sini penulis hanya mengutarakan fakta di
industry eSport itu sendiri. Industri ini juga banyak pro dan kontra, kontra
biasanya disampaikan oleh para orang tua yang kurang mendukung adanya eSport
karena berbenturan dengan sisi akademik anaknya, dan Pro didukung oleh khalayak
muda karena para muda-mudi ini bisa mengais rejeki dan bersenang-senang dengan
adanya eSport.
Komentar
Posting Komentar